info@radenwijaya.ac.id

(0273) 323439

STABN Raden Wijaya Gelar Kuliah Tamu Bersama KGPAA Mangkoenagoro X Dan Lama Ugyen Pema Lundup

 STABN Raden Wijaya Gelar Kuliah Tamu Bersama KGPAA Mangkoenagoro X Dan Lama Ugyen Pema Lundup

Wonogiri, 20 September 2025 — Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri menggelar kuliah tamu dengan tema “Kolaborasi Spiritualitas, Budaya, dan Kepemimpinan untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Lantai 3 STABN Raden Wijaya ini diikuti sekitar 150 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, mitra akademik, serta tamu undangan, termasuk perwakilan internasional dari Sri Lanka.

Acara menghadirkan dua pembicara utama. Pertama, KGPAA Mangkoenagoro X (Gusti Bhre), pemimpin Pura Mangkunegaran Surakarta yang resmi dinobatkan pada Maret 2022. Kedua, Lama Ugyen Pema Lundup, tokoh spiritual yang menempuh pendidikan di Namdroling University Monastery, India, setelah sebelumnya menetap lebih dari dua puluh tahun di Amerika Serikat.

Rangkaian kuliah tamu diawali dengan pembukaan dan pembacaan syair Dhamma, disusul sambutan Ketua STABN Raden Wijaya, Dr. Sulaiman, Ph.D. Ia menegaskan bahwa “Wisdom and Compassion adalah dua sayap burung untuk menghadapi tantangan global. Indonesia Emas 2045 hanya bisa terwujud melalui kolaborasi pendidikan, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang berlandaskan nilai spiritualitas, budaya, dan kepemimpinan.”

Penampilan lagu “Hadirkan Cinta” oleh mahasiswa kemudian menjadi pengantar menuju sesi inti, yang dipandu oleh dosen STABN Raden Wijaya, Rahmad Setyoko, M.Pd. Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif, penyerahan cendera mata, serta doa penutup.

Pada kesempatan tersebut, KGPAA Mangkoenagoro X menekankan pentingnya pembangunan manusia sebagai inti dari cita-cita Indonesia 2045. “Mau sehebat apa pun teknologi, kalau manusianya tidak maju, maka akan sia-sia. Fondasi budaya dan komunikasi harus menjadi kekuatan utama menuju masa depan,” ucapnya.

Sementara itu, Lama Ugyen Pema Lundup menggarisbawahi peran harapan yang dilandasi welas asih. “Harapan tanpa kasih hanya akan kosong. Harapan yang murni, tulus, dan ditujukan bagi kebaikan orang lain akan kembali menjadi kebaikan pula bagi diri kita. Itulah inti dari spiritualitas,” ungkapnya.

Sinergi gagasan dari kedua narasumber tersebut memberi inspirasi kuat bahwa budaya, spiritualitas, dan kepemimpinan adalah tiga pilar yang saling melengkapi. STABN Raden Wijaya melalui kuliah tamu ini berharap mahasiswa semakin siap menjadi agen perubahan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaya saing dan berkeadaban pada tahun 2045.