Wonogiri, 25 Juni 2025 Komitmen STAB Negeri Raden Wijaya dalam menyiapkan lulusan yang unggul, adaptif, dan berwawasan global kembali ditunjukkan melalui peluncuran resmi Program Magang & Studi Independen BERDAMPAK. Acara Grand Launching yang berlangsung di Auditorium Lantai 3 STABN Raden Wijaya serta disiarkan secara daring melalui Zoom ini menjadi momentum penting dalam perjalanan transformasi akademik kampus.
Dalam sambutannya, Ketua STAB Negeri Raden Wijaya, Dr. Sulaiman, Ph.D., menyampaikan bahwa program ini adalah bentuk nyata upaya kampus dalam memperluas ruang belajar mahasiswa di luar kampus. Program ini diharapkan menjadi media penguatan kompetensi mahasiswa, baik dalam aspek akademik, sosial, maupun spiritual.
“Melalui BERDAMPAK, kami ingin mahasiswa belajar langsung dari masyarakat dan dunia kerja. Ini bukan hanya soal magang atau studi independen, tetapi sebuah proses pembentukan karakter, kepemimpinan, dan etos sosial yang kuat,” ujar Dr. Sulaiman.
Sebagai salah satu capaian awal program ini, sebanyak 11 mahasiswa STABN Raden Wijaya dinyatakan lolos seleksi Studi Independen ke Pusat Pendidikan Fo Guang Shan Taiwan. Selama enam bulan ke depan, mereka akan mengikuti program intensif yang berfokus pada pendidikan berbasis humanisme dan nilai-nilai transformatif, berinteraksi langsung dengan komunitas pendidikan internasional, serta memperluas perspektif global mereka.
Selain itu, untuk jalur Magang, STAB Negeri Raden Wijaya bekerja sama dengan berbagai instansi strategis di Kabupaten Wonogiri seperti DPRD Wonogiri, Dinas Sosial Wonogiri, Dishub Kominfo Wonogiri, dan Bawaslu Wonogiri. Mahasiswa akan terlibat dalam berbagai program penguatan kapasitas sosial, administrasi pemerintahan, layanan informasi publik, hingga pengawasan pemilu.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Drs. Supriyadi, M.Pd., menyampaikan apresiasinya atas inovasi akademik ini. Menurut beliau, langkah STABN Raden Wijaya ini sejalan dengan upaya nasional dalam meningkatkan standarisasi mutu pendidikan tinggi keagamaan Buddha di Indonesia.
“Pendidikan tinggi harus membangun etos keilmuan yang kokoh, terintegrasi dengan sistem akademik yang bermutu. Fokus kita bukan hanya pada output lulusan semata, tetapi juga pada proses pembentukan lulusan yang produktif, dengan keseimbangan antara akademik dan spiritualitas,” tegas Drs. Supriyadi.
Program BERDAMPAK menjadi simbol transformasi pendidikan di STABN Raden Wijaya, yang tidak hanya memperhatikan penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan sosial dan spiritual di masyarakat.