STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri Kunjungi Candi Borobudur: Belajar Warisan Budaya Dunia

 STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri Kunjungi Candi Borobudur: Belajar Warisan Budaya Dunia

Borobudur, 2 Desember 2024 – Mahasiswa Program Studi Pariwisata Buddha Semester 7 STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri mengadakan perjalanan studi ke Candi Borobudur, situs warisan dunia UNESCO. Kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman mereka tentang pelestarian warisan budaya dan sejarah, sekaligus mempererat hubungan antara teori yang dipelajari di kampus dengan praktik nyata di lapangan.

Rombongan berangkat dari kampus pada pukul 05.30 WIB dan tiba di kompleks Candi Borobudur sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka disambut hangat oleh pengurus Balai Konservasi Candi Borobudur, Bapak Iwan Kurnianto, yang kemudian memandu sesi diskusi bertema “Ngobrol Bersama Tentang Candi Borobudur”. Diskusi ini membahas berbagai topik menarik, seperti letak geografis, proses pemugaran candi, dan tantangan menjaga kelestarian warisan budaya. Sesi ini memberikan wawasan mendalam, terutama tentang upaya Candi Borobudur menjadi salah satu ikon budaya dunia.

Setelah diskusi, mahasiswa diajak mengunjungi studio restorasi candi. Di sini, mereka belajar tentang sejarah pemugaran Candi Borobudur, termasuk kontribusi Bapak Sukmoni sebagai salah satu tokoh penting dalam pengajuan candi ke UNESCO. Studio ini juga menampilkan replika struktur candi dan alat-alat yang digunakan dalam proses restorasi, yang menjadi wawasan berharga bagi mahasiswa tentang pentingnya pelestarian.

 

 

Puncak kegiatan adalah penjelajahan ke kawasan utama Candi Borobudur. Dengan siluet megah yang terlihat dari kejauhan, mahasiswa berjalan menyusuri candi, mengamati setiap relief yang kaya makna. Beberapa mahasiswa mengaku terpukau dengan keindahan dan kemegahan struktur candi yang menjadi bukti kebesaran peradaban masa lalu.

Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dalam mengapresiasi warisan budaya, sekaligus menumbuhkan rasa bangga dan tanggung jawab sebagai generasi penerus yang memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan situs sejarah bagi masa depan.

Ketua Jurusan Pariwisata Buddha, Bapak Agus Subandi, menutup kegiatan dengan pesan inspiratif tentang pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa. “Candi Borobudur bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga simbol semangat dan kebesaran bangsa Indonesia yang harus terus kita jaga,” ungkapnya. Perjalanan ini tidak hanya menambah wawasan akademik, tetapi juga meninggalkan kenangan indah dan semangat baru untuk menjaga kebudayaan Indonesia.