KETUA STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI UNGKAP YAYASAN BUDDHAKIRTI PALEMBANG DUKUNG SDGS NOMOR 4 DAN NOMOR 8
KETUA STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI SEKALIGUS PEMBINA BUDDHAKIRTI, YAYASAN BUDDHA TERTUA DI PALEMBANG, MENANDA TANGANI PRASASTI GEDUNG KEMBAR, PERESMIAN PURNA PUGAR, DAN PERESMIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.
Acara peletakan batu pertama untuk perluasan Maha Wihara Dharmakirti di Palembang dimulai pukul 08.00 WIB dengan pembukaan oleh MC, Roni, yang diikuti oleh laporan dari Ketua Umum Yayasan Buddhakirti, Zewwy Salim. Dalam sambutannya, Ketua Pembina Yayasan Buddhakirti, YM. Bhiksu Aryamaitri, Mahasthavira, menegaskan pentingnya proyek perluasan wihara untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat Buddha di Palembang. Acara ini turut dihadiri oleh Pembimas Buddha Kemenag Provinsi Sumatera Selatan, Aris Cahyanto, serta para donatur dan undangan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Pembimas Buddha Provinsi Sumatera Selatan, Aris Cahyanto, sempat terkejut dengan kehadiran Dr. Sulaiman, Ph.D, yang menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Negeri Raden Wijaya dan setara dengan pejabat eselon II di lingkungan Bimas Buddha Kemenag RI. Dr. Sulaiman, yang berasal dari Palembang dan juga Pembina Yayasan Buddhakirti, sebelumnya berkontribusi dalam Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha di Sumatera Selatan dan sekitarnya, sebelum ditugaskan di STAB Negeri Raden Wijaya.
Dalam sambutannya, Aris Cahyanto menjelaskan bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2014, Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha, khususnya pendidikan formal yang dikenal sebagai Dhammasekha, harus dipersiapkan untuk pembinaan umat Buddha melalui pendirian lembaga pendidikan formal Dhammasekha di Provinsi Sumatera Selatan.
Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng sebagai simbolisasi dan peletakan batu pertama oleh para pembina, pengawas, pengurus yayasan, serta donatur. Prasasti perluasan ditandatangani oleh para pembina yayasan, dan acara ditutup dengan sesi foto bersama, yang berakhir pada pukul 11.00 WIB. Pembina, Pengawas, dan Pengurus, bersama pembimas Buddha Prov. Sumatera Selatan beserta umat berlanjut kepada acara Peresmian Purna Pugar Maha Cetiya Dhamma Joti dan Peresmian Sekolah Menengah Kejuruan.
Menurut, Sulaiman, ketiga acara ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan sila kelima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Melalui pengembangan wihara dan cetiya, Yayasan Buddhakirti memperkuat kebebasan beragama dan meningkatkan akses terhadap tempat ibadah yang layak. Sementara itu, pendirian SMK Manggala secara langsung mendukung sila keadilan sosial dengan menyediakan pendidikan yang dapat diakses oleh semua kalangan, sehingga dapat menciptakan kesetaraan kesempatan. Kedua penjurusan 1)Teknik Perawatan Gedung; dan 2) Akuntansi Keuangan Lembaga, diharapkan mampu memberikan bekal di dunia kerja kepada siswa dimasa depan hingga siap bekerja.
Selain itu, menurutnya, “kontribusi Yayasan Buddhakirti terhadap pendidikan melalui SMK Manggala juga mendukung beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Dengan menyediakan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri, yayasan ikut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan mengurangi pengangguran di kalangan pemuda.”